Kala mentari muncul di ufuk timur
Saat bulan mulai tertidur
Kau permata hatiku
Tak goyang diterpa badai dalam penderitaan
Mama, pengorbananmu tiada tara
Siang malam kau curahkan untukku
Tetes air mata dan curahan keringat
Kau keluarkan hanya untukku
Mama, hatimu seputih salju
Senyum manismu mengiringi selalu langkahku
Tuhan..
Sayangilah mamaku selalu
Seperti mama menyayangiku selama ini
Keterangan : Sebuah Puisi, Dikutip dari Buku
Mari Belajar Bahasa Indonesia, Muh. Darisman, S,Pd. Dkk, Yudhistira, Jakarta,
September, 2006.
0 comments:
Post a Comment