Friday, February 1, 2019

HMI didirikan oleh Prof. Lafran Pane pada 5 Februari 1947 atau bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1366 H. Ditengah situasi Indonesia mempertahankan kemerdekaannya, HMI menjadi harapan masyarakat Indonesia pada saat itu. Seperti yang dikatakan oleh Jenderal Besar Sudirman, bahwa HMI adalah harapan masyarakat Indonesia. 
HMI diprakarsai oleh sosok pemuda yang cerdas, dan itu ada dalam diri Prof. Lafran Pane. Seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I.
Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di Pesantren, Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah. Lafaran Pane adalah sosok yang tidak mengenal lelah dalam proses pencarian jati dirinya, dan secara kritis kerab mencari kebenaran sejati. Lafran Pane kecil, remaja dan menjelang dewasa yang nakal, pemberontak, dan bukan anak sekolah yang rajin adalah identitas fundamental Lafran sebagai ciri paling menonjol dari Independensinya. Sebagai figur pencarai sejati, independensi Lafran terasah, terbentuk, dan sekaligus teruji, di lembaga-lembaga pendidikan yang tidak ia lalui dengan Normal dan lurus itu (Walau Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim terpelajar pernah juga menganyam pendidikan di Pesantren Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah). Dari perjalanan hidup Lafran dapat diketahui bahwa struktur fundamental independensi diri Lafran terletak pada kesediaan dan keteguhan dirinya untuk terus secara kritis mencari kebenaran sejati dengan tanpa lelah, dimana saja, kepada saja, dan kapan saja.
Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HmMI adalah: "Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya.
Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu, perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran dan Berdirinya HMI, dapat dipaparkan secara garis besar karena beberapa faktor, sebagai berikut :
1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan.
Aspek Politik: Indonesia menjadi objek jajahan Belanda.
- Aspek Pemerintahan: Indonesia berada di bawah pemerintahan kerajaan Belanda.
- Aspek Hukum: hukum berlaku diskriminatif.
- Aspek pendidikan: poses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.
- Ordonansi guru.
- Ordonansi sekolah liar.
- Aspek ekonomi: Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah.
- Aspek kebudayaan: masuk dan berkembangnya kebudayaan yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia.
-Aspek Hubungan keagamaan: Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran.
2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan
4. Munculnya polarisasi politik
5. Berkembangnya faham dan Ajaran komunis
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
7. Kemajemukan Bangsa Indonesia
8. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan

Referensi : Ringkasan Materi Perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam, HMI Koordinator Komisariat Universitas Indonesia.


0 comments:

Post a Comment

Pengunjung

Pengumuman..!

Pengumuman..!
Pengumuman

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Popular Posts