Monday, July 29, 2019


Sekilas kita menilik sejarah. Kelompok Cipayung merupakan forum bersama 5 organisasi mahasiswa: Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)Pembentukkannya disepakati di Cipayung – Jawa Barat, pada tanggal 22 Januari 1972 dengan ditandatanganinya Kesepakatan Cipayung, yaitu :
Kami, generasi muda bangsa sebagai penerus dan pewaris bangsa di masa depan belajar dari sejarah masa lampau, bahwa disorientasi selalu terjadi dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa, selalu akan menghambat kemajuan bangsa. Oleh karenanya kesatuan perjuangan generasi muda untuk membangun negeri ini adalah merupakan tuntutan bangsa secara mutlak. Kecintaan terhadap negara dan bangsa yang tumbuh dari generasi ini, adalah manifestasi dari kecintaan akan Indonesia di masa depan, oleh karena itu generasi ini merindukan Indonesia yang Kita Cita-citakan sebagai berikut :
1. Bahwa Indonesia yang kita cita-citakan adalah Indonesia yang digambarkan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, masyarakat adil dan makmur, spiritual dan material berdasarkan Pancasila.
2. Bahwa Indonesia yang kita cita-citakan adalah Indonesia yang kuat bersatu, Indonesia yang cerdas dan modern, Indonesia yang demokratis dan adil, Indonesia yang menjunjung tinggi martabat manusia dan wibawa hukum, Indonesia yang sehat dan makmur, Indonesia yang bebas dari ketakutan dan penindasan, Indonesia yang berperanan dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia, Indonesia yang layak bagi tempat dan kehidupan manusia selaku makhluk Tuhan.
3. Bahwa Indonesia yang kita cita-citakan hanya mungkin dicapai dari pembangunan ke pembangunan dengan bekerja keras, jujur, hemat, yang dilandasi semangat pioner melalui pengorbanan.
4. Indonesia yang kita cita-citakan hanya dapat dibangun atas pikiran dan tekad bersama, yang erat dan terarah dari generasi ke generasi bangsa Indonesia dengan tidak mengenal perbedaan agama, suku, daerah, umur, dan golongan, karena tekad pikiran yang demikian inilah yang mencetuskan Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945 dan Orde Baru kita sekarang ini.
5. Dalam rangka membangun masa depan dalam Indonesia yang kita cita-citakan, maka pembentukan dan pembinaan generasi pembangunan selaku generasi penerus adalah mutlak. Kita bercita-cita membangun masa depan yang lebih baik dari masa kini dan masa kemarin, karena itu generasi pembangun memerlukan keberanian melihat dan menilai dasar-dasar pembangunan masa depan dan meninggalkan pola-pola lama, ikatan-ikatan lama, yang menghalangi usaha pembangunan masa depan yang baru. Generasi pembangun itu mempunyai ciri-ciri khas, yaitu bebas dan terbuka, positif, kritis, dinamis, jujur, berdedikasi, dan radikal. Ciri-ciri khas itu merupakan unsur dalam melihat masa depan, serta menilai masa kini dan masa lampau.
6. Generasi pembangun mutlak turut menentukan isi, bentuk, corak, dan watak dari Indonesia yang kita cita-citakan, dengan memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk menyampaikan pikiran-pikiran, pendapat-pendapat dan tenaga melalui kebebasan yang bertanggung jawab, yang dijamin atas dasar hukum, dan untuk itu pembinaan generasi pembangun menjadi kewajiban bersama.
7. Generasi pembangun ini, akan mempunyai peranan bila dalam generasi pembangun itu sendiri ada inisiatif untuk mengubah dan mempersiapkan diri menerima dan memikul tanggung jawab masa depan dalam mencapai Indonesia yang kita cita-citakan itu. Inisiatif itu berbentuk usaha membuka diri dalam memahami pada artinya anugerah Tuhan untuk kita hidup di Indonesia, mempergunakan ilmu dan teknologi dalam memecahkan persoalan-persoalan masyarakat, menerima pikiran-pikiran yang beraneka ragam dari berbagai golongan generasi muda dalam masyarakat, dan kesediaan mempersiapkan diri mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Disepakati dan diteguhkan bersama dengan menyanyikan 'Padamu Negeri' hari Sabtu tanggal 22 Januari 1972, jam 24.00 WIB. 
Atas nama peserta konsultasi Indonesia yang Kita Cita-citakan.
Akbar Tandjung, Ketua Umum PB HMI; 
Soerjadi, Ketua Umum DPP GMNI; 
Chris Siner Key Timu, Ketua Presidium PP PMKRI; 
Binsar Sianipar, Ketua Umum PP GMKI.

Kesepakatan Cipayung merupakan kesepakatan dibentuknya Kelompok Cipayung, dan pada perkembangan selanjutnya PMII juga turut bergabung dalam Kelompok Cipayung. Menyadari betapa penting dan berarti hasil pertemuan tersebut, Abduh Paddare, Ketua Umum PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menyetujui bahwa PMII harus masuk ke dalam pertemuan multilateral sebagai anggota penuh.
Seiring dengan berjalannya waktu, kelompok cipayung inipun akhirnya semakin bertambah, sehingga kelompok ini berubah nama menjadi Kelompok Cipayung Plus” hingga sampai saat sekarang ini.

Keterangan :
Dikutip Dari Berbagai Seumber

Thursday, July 25, 2019

Sekilas kita menilik sejarah, perjuangan mendirikan Kabupaten Labuhanbatu Utara bukanlah hal mudah, Kabupaten Labuhanbatu Utara sendiri lahir atas tuntutan/aspirasi masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Wilayah Labuhanbatu Utara.
Sebelas tahun silam, melalui rangkaian proses panjang, Kabupaten Labuhanbatu Utara resmi dimekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Undang-undang No.23 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara.
Memperingati HUT Kabupaten Labuhanbatu Utara hendaknya dapat menjadi refresentasi banyak hal. Ada banyak pesan tersurat dan tersirat yang terkandung didalam ulang tahun. Momentum ulang tahun merupakan sebagai pengingat bagi kita semua, Jas Merah (Jangan Melupakan Sejarah)Peringatan HUT hendaknya tidak menjadi hal yang sia-sia belaka, sebab sudah banyak keringat yang berkucuran, banyak waktu yang digunakan, dan mungkin sudah banyak biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi dalam faktanya, seakan-akan esensi dari merayakan ulang tahun tersebut tidaklah dapat dirasakan oleh semua unsur masyarakat Labuhanbatu Utara itu sendiri. Bagaimana tidak, disadari atau tidak, ternyata masih banyak ketimpangan terjadi didalamnya.
Ulang tahun seharusnya bisa menjadi momentum kebangkitan dari waktu ke waktu yang telah dilaui. Dan alangkah baiknya pula jika HUT bisa dijadikan sebagai penanda makin bangkit dan meratanya pembangunan di seluruh wilayah teritorial yang ada, bukan malah seperti adanya ketimpangan, dimana disatu daerah pembangunan bagus, namun dilain daerah justru tertinggal. Dan yang lebih parahnya, disaat semua sibuk dengan pesta ria menghabiskan banyak dana, menghadirkan artis-artis ibu kota, nun ditempat nan jauh disana masih banyak masyarakat yang harus berjibaku dengan kondisi yang mengenaskan.
Sebelas tahun bukan lagi usia muda tentunya. Seogianya, Kabupaten yang bermotokan “Basimpul Kuat Babontuk Elok” ini harusnya sudah bisa lebih dewasa dan makin matang dan berkembang. Namun dalam kenyataannya, ternyata masih banyak terdapat ketimpangan. Beberapa persoalan masyarakat masih belum terselesaikan sampai hari ini, terkhusus di Kecamatan Kualuh Hilir contohnya, mulai dari permasalahan infrastruktur, akses pendidikan, sampai pada pelayanan kesehatan masih jauh dari kata layak. Anak-anak sekolah harus berjibaku dengan licinnya lumpur, masyarakat harus bersusah payah untuk mendapat akses kesehatan. Hal ini terbukti dengan banyaknya kiriman Warga Net tentang potret Kualuh Hilir yang belakangan ini banyak menghiasi Media Social Facebook. Dengan kondisi yang ada, wajar saja bila masyarakat Kualuh Hilir merasa seakan di anak tirikan.
Sebagai masyarakat, sudah sepatutnya kita merenung untuk daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang kita cintai, sama-sama mewujudkan Labuhanbatu Utara yang lebih merdeka. Sebagai refleksi hari jadi Kabupaten Labuhanbatu Utara ke-11 tahun, pemerintah harusnya benar-benar menjadi pelayan bagi masyarakatnya, dan tidak alergi terhadap persoalan masyarakat. Agar mampu mengangkat kesan positif yang berkualitas, bahwa pemerintah dan masyarakat saling membantu membangun pertumbuhan di berbagai sector dan bersama-sama menyelesaikan problematika masyarakat. Butuh keseriusan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi, terkhusus keseriusan pemerintah sebagai penentu kebijakan.
Dua periodesasi pimpinan Labuhanbatu Utara seharusnya mampu menyelesaikan persoalan ketimpangan yang terjadi di Kecamatan Kualuh Hilir, paling tidak ada kemerataan dalam pembangunan. Tidak-kah hati kita tergores melihat anak-anak sekolah harus berjibaku dengan lumpur yang licin ?, Tidak-kah hati kita tergores melihat masyarakat sendiri harus susah payah untuk mendapatkan akses kesehatan?. Tidak usah jauh-jauh kita bicara kesejahteraan ekonomi dengan hitungan angka-angka, dua hal dasar ini sajapun bisa terselesaikan, barangkali masyarakat Kualuh Hilir mungkin akan sangat merasa tertolong. Harus berapa periodesasi lagi yang dibutuhkan agar ketimpangan tersebut bisa terselesaikan ? 15 tahun ?, 20 tahun?, 30 tahun?, atau 100 tahun?. Entahlah.. Tuhanlah yang tahu.

Selamat HUT Labura Ke-11 Tahun !

Keterangan : Sumber photo dikutip dari akun Facebook Kualuh Hilir (25/07/2019)

Sunday, July 21, 2019

Dewan Pengurus Daerah Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (DPD JBMI) Labuhanbatu Periode 2019-2022 resmi dilantik oleh DPW JBMI Sumut pada hari sabtu sore di Gedung Nasional Rantauprapat (20/7/19). Pelantikan tersebut dihadiri oleh Ketua DPW JBMI Sumut (Rules Gaja), Ketua JBMI Labura, Asisten II Labuhanbatu, Perwakilan Dandim 0209 LB, Perwakilan Polres, Civitas Akademika, serta OKI dan OKP Labuhanbatu.

Ketua DPD JBMI Labuhanbatu (Sabaruddin Pohan), dalam sambutannya, mengajak kepada seluruh Pengurus JBMI Labuhanbatu untuk bahu-membahu dalam menjalankan amanah organisasi yang lahir pada 1400 Hijriah tersebut.
“Kita semua adalah makhluk yang doif, begitu pula dengan saya, oleh karenanya, saya berharharap kepada seluluh unsur pengurus JBMI Labuhanbatu untuk bahu-membahu dalam menjalankan roda organisasi ini”.
Selain itu, Sabar juga menekankan, bahwa JBMI Labuhanbatu periode 2019-2022 akan menjadi mitra kritis pemerintah.
“Atas nama DPD JBMI Labuhanbatu, kami menekankan dihadapan kita semua, bahwa JBMI Labuhanbatu di periodesasi kali ini akan menjadi mitra kritis dari pemerintahan” Tandas ketua JBMI yang juga merupakan ustadz kondang Labuhanbatu itu.

Saturday, July 20, 2019


Dewan Pengurus Daerah Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (DPD JBMI) Labuhanbatu Periode 2019-2022 resmi dilantik oleh DPW JBMI Sumut pada hari sabtu sore di Gedung Nasional Rantauprapat (20/7/19). Pelantikan tersebut dihadiri oleh Ketua DPW JBMI Sumut (Rules Gaja), Ketua JBMI Labura, Asisten II Labuhanbatu, Perwakilan Dandim 0209 LB, Perwakilan Polres, Civitas Akademika, serta OKI dan OKP Labuhanbatu.
Permadi Harahap, mewakili panitia dalam laporannnya mengatakan mengucapkan terimakasih banyak atas kehadiran para undangan dalam acara pelantikan DPD JBMI Labuhanbatu. Menurut permadi, kegiatan tersebut bisa berjalan dengan lancar berkat  keterlibatan dari semua pihak.
“Terimakasih banyak kami ucapkan atas kehadiran para hadirin sekalian sehingga acara ini dapat berjalan dengan lancar, dan mohon maaf kami apabila dalam penyambutan kami yang kurang berkenan dihati hadirin sekalian”. Ucap permadi.
Sementara itu, Ketua DPD JBMI Labuhanbatu (Sabaruddin Pohan), dalam sambutannya, mengajak kepada seluruh Pengurus JBMI Labuhanbatu untuk bahu-membahu dalam menjalankan amanah organisasi yang lahir pada 1400 Hijriah tersebut.
“Kita semua adalah makhluk yang doif, begitu pula dengan saya, oleh karenanya, saya berharharap kepada seluluh unsur pengurus JBMI Labuhanbatu untuk bahu-membahu dalam menjalankan roda organisasi ini”.
Selain itu, Sabar juga menekankan, bahwa JBMI Labuhanbatu periode 2019-2022 akan menjadi mitra kritis pemerintah.
“Atas nama DPD JBMI Labuhanbatu, kami menekankan dihadapan kita semua, bahwa JBMI Labuhanbatu di periodesasi kali ini akan menjadi mitra kritis dari pemerintahan” Tandas ketua JBMI yang juga merupakan ustadz kondang Labuhanbatu itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Harian DPW JBMI Sumatera Utara (Maruli Tanjung). Menurutnya, tugas utama JBMI adalah menjaga adat istiadat budaya batak untuk tetap terjaga.
“JBMI bukanlah organisasi yang kegiatannya berorasi atau demo, hadirnya JBMI adalah untuk menjaga adat istiadat budaya batak agar tetap terjaga sebagaiamana mestinya”.
Selain itu, ia juga menambahkan, bahwa JBMI akan selalu berupaya untuk menjadi mitra pemerintahan.
“Seperti halnya kami di Kabupaten Labuhanbatu Utara, JBMI adalah mitra dari pemerintahan, kami berharap di Labuhanbatu juga demikian, oleh karenanya kepada Pemkab Labuhanbatu, Polres dan Dandim, kami titipkan saudara Sabar sebagai ketua DPD JBMI di Labuhanbatu, kami berharap nantinya bisa bersinergi dalam membangun Kabupaten Labuhanbatu yang lebih baik” Tandas ketua harian JBMI Sumut yang juga merupakan Ketua DPD JBMI Labuhanbatu Utara itu.

Pengunjung

Pengumuman..!

Pengumuman..!
Pengumuman

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Popular Posts